Menentukan Sinopsis, Mengidentifikasi Unsur Intrinsik, Unsur Ekstrinsik, dan Hal-Hal yang Menarik dari Tokoh dalam Cerpen Shalawat Badar
1. Sinopsis / Ringkasan Cerita
Bus
yang aku tumpangi masuk terminal Cirebon ketika matahari hampir mencapai puncak
langit. Ketika bus berhenti, para pedagang asongan menyerbu masuk. Bus menjadi
pasar yang hiruk-pikuk. Suasana sungguh gerah, sangat bising, dan para
penumpang tak berdaya melawan keadaan tersebut. Harapan penumpang hanya satu;
sopir cepat datang dan meneruskan perjalanan ke Jakarta. Supaya jiwa dan raga
tidak tersiksa, aku selalu mencoba berdamai dengan keadaan. Tiba-tiba seorang
lelaki naik ke dalam bus. Begitu naik lelaki itu mengucapkan salam. Kemudian
dari mulutnya mengalir Shalawat Badar. Lelaki itu mengemis. Sekarang kulihat
dan kudengar sendiri ada lelaki membaca Shalawat Badar untuk mengemis. Ada perasaan
tidak setuju mengapa bacaan shalawat itu dipakai untuk mengemis. Tetapi
perasaan itu lenyap ketika pengemis itu sudah berdiri di depanku. Mungkin
karena shalawat itu, maka tanganku bergerak merogoh kantong dan memberikan
selembar ratusan. Perhatianku terhadap si pengemis terputus oleh bunyi pintu
bus yang dibanting. Kudengar kedua awak bus itu bertengkar. Kondektur tampaknya
enggan melayani bus yang tidak penuh, sementara sopir sudah bosan menunggu
tambahan penumpang yang ternyata tak kunjung datang. Bus terus melaju
menginggalkan terminal Cirebon. Kata-kata kasar kondektur mendadak tumpah lagi.
Kali ini bukan kepada sopir, melainkan kepada pengemis. Kondektur menyuruh si
pengemis itu turun. Si pengemis berkata bahwa bagaimana dia bisa turun, jika
bus melaju dengan cepat. Kondektur kehabisan kata-kata. Dipandangnya pengemis
itu seperti ia endak menelannya bulat-bulat. Si pengemis pasrah. Dia tampaknya
rela diperlakukan sebagai apa saja asal tidak didorong keluar dari bus. Si
pengemis sedikit lega. Mulutnya kembali bergumam Shalawat Badar. Shalawat itu
terus mengalun. Aku pun mulai mengantuk. Boleh jadi aku sudah berada di alam
mimpi dan disana kulihat ribuan orang membaca shalawat. Anehnya, mereka yang
berjumlah banyak sekali itu memiliki rupa mirip sekali dengan pengemis yang
naik dalam bus. Kukira aku masih dalam mimpi ketika kurasakan peristiwa yang
hebat. Mula-mula kudengar guntur meledak dengan suara dahsyat. Kemudian kulihat
mayat-mayat jatuh di sekelilingku. Mayat-mayat itu terluka dan beberapa
diantaranya terlihat sangat mengerikan. Karena merasa takut aku pun lari.Namun
aku tersandung batu dan jatuh ke tanah. Aku tersadar bahwa diriku terluka
parah. Bus yang kutumpangi bertabrakan dengan sebuah truk. Samar-samar kulihat
seorang lelaki kusut keluar dari bangkai bus. Badannya tak tergores luka
sedikit pun. Lelaki itu dengan tenang berjalan kembali ke arah Cirebon.
Telingaku dengan gamblang mendengar suara lelaki itu membaca shalawat dan terus
berjalanan dengan tenang ke arah timur itu.
2. Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
Unsur
intrinsik yang terdapat dalam cerpen Shalawat Badar, yaitu :
·
Tema
Tema yang ada pada
cerpen tersebut adalah seorang lelaki yang menjadikan shalawat sebagai media
untuk mencari nafkah.
·
Alur
Alur atau jalan cerita
yang ada dalam cerpen tersebut termasuk alur / jalan cerita yang bergerak maju.
·
Setting
/ Latar
Latar tempat yang ada
dalam cerpen tersebut adalah di dalam bus. Adapun latar waktu yang ada dalam
cerpen tersebut adalah pada waktu siang hari. Hal ini dapat dilihat dari
kalimat “... matahari hampir mencapai puncak langit.”
·
Sudut
Pandang
Sudut pandang dalam
cerpen tersebut adalah sudut pandang orang pertama.
·
Penokohan
/ Perwatakan
Adapun penokohan dalam
cerpen tersebut sebagai berikut.
§ Aku
: peduli, menyadari keadaan dan
tidak tega
§ Si
pengemis : pasrah
§ Kondektur : kasar dan egois
§ Sopir :
egois
§ Para
pedagang asongan: acuh tak acuh
·
Amanat
Amanat yang terdapat
dalam cerpen tersebut adalah dimanapun kita berada, kita harus ingat kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
3. Unsur Ekstrinsik
Nilai-nilai
yang ada dalam cerpen Shalawat Badar, yaitu :
·
Seorang pengemis
menjadikan shalawat sebagai media untuk mencari nafkah.
·
Tokoh Aku memberikan
selembar ratusan pada seorang pengemis.
·
Kondektur dan sopir bus
bertengkar melalui kata-kata yang tak sedap didengar.
4. Hal-Hal yang Menarik dari Tokoh
Hal-hal
yang menarik dari tokoh dalam cerpen Shalawat Badar, yaitu:
·
Si pengemis yang selalu
mengumandangkan shalawat, selamat dari kecelakaan dan tidak terluka sedikitpun.
·
Salah satu pedagang
asongan mengutuk dengan mengatakan para penumpang adalah manusia-manusia kikir.
0 komentar