Harmony Clean Flat Responsive WordPress Blog Theme

Menentukan Sinopsis, Mengidentifikasi Unsur Intrinsik, Unsur Ekstrinsik, dan Hal-Hal yang Menarik dari Tokoh dalam Cerpen Shalawat Badar

Senin, Mei 07, 2018 Novita Anggun Dwi Permatasari 0 Comments Category :


1.     Sinopsis / Ringkasan Cerita
Sinopsis / ringkasan cerita dari cerpen Shalawat Badar sebagai berikut.
Bus yang aku tumpangi masuk terminal Cirebon ketika matahari hampir mencapai puncak langit. Ketika bus berhenti, para pedagang asongan menyerbu masuk. Bus menjadi pasar yang hiruk-pikuk. Suasana sungguh gerah, sangat bising, dan para penumpang tak berdaya melawan keadaan tersebut. Harapan penumpang hanya satu; sopir cepat datang dan meneruskan perjalanan ke Jakarta. Supaya jiwa dan raga tidak tersiksa, aku selalu mencoba berdamai dengan keadaan. Tiba-tiba seorang lelaki naik ke dalam bus. Begitu naik lelaki itu mengucapkan salam. Kemudian dari mulutnya mengalir Shalawat Badar. Lelaki itu mengemis. Sekarang kulihat dan kudengar sendiri ada lelaki  membaca  Shalawat Badar untuk mengemis. Ada perasaan tidak setuju mengapa bacaan shalawat itu dipakai untuk mengemis. Tetapi perasaan itu lenyap ketika pengemis itu sudah berdiri di depanku. Mungkin karena shalawat itu, maka tanganku bergerak merogoh kantong dan memberikan selembar ratusan. Perhatianku terhadap si pengemis terputus oleh bunyi pintu bus yang dibanting. Kudengar kedua awak bus itu bertengkar. Kondektur tampaknya enggan melayani bus yang tidak penuh, sementara sopir sudah bosan menunggu tambahan penumpang yang ternyata tak kunjung datang. Bus terus melaju menginggalkan terminal Cirebon. Kata-kata kasar kondektur mendadak tumpah lagi. Kali ini bukan kepada sopir, melainkan kepada pengemis. Kondektur menyuruh si pengemis itu turun. Si pengemis berkata bahwa bagaimana dia bisa turun, jika bus melaju dengan cepat. Kondektur kehabisan kata-kata. Dipandangnya pengemis itu seperti ia endak menelannya bulat-bulat. Si pengemis pasrah. Dia tampaknya rela diperlakukan sebagai apa saja asal tidak didorong keluar dari bus. Si pengemis sedikit lega. Mulutnya kembali bergumam Shalawat Badar. Shalawat itu terus mengalun. Aku pun mulai mengantuk. Boleh jadi aku sudah berada di alam mimpi dan disana kulihat ribuan orang membaca shalawat. Anehnya, mereka yang berjumlah banyak sekali itu memiliki rupa mirip sekali dengan pengemis yang naik dalam bus. Kukira aku masih dalam mimpi ketika kurasakan peristiwa yang hebat. Mula-mula kudengar guntur meledak dengan suara dahsyat. Kemudian kulihat mayat-mayat jatuh di sekelilingku. Mayat-mayat itu terluka dan beberapa diantaranya terlihat sangat mengerikan. Karena merasa takut aku pun lari.Namun aku tersandung batu dan jatuh ke tanah. Aku tersadar bahwa diriku terluka parah. Bus yang kutumpangi bertabrakan dengan sebuah truk. Samar-samar kulihat seorang lelaki kusut keluar dari bangkai bus. Badannya tak tergores luka sedikit pun. Lelaki itu dengan tenang berjalan kembali ke arah Cirebon. Telingaku dengan gamblang mendengar suara lelaki itu membaca shalawat dan terus berjalanan dengan tenang ke arah timur itu.

2.     Mengidentifikasi Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Shalawat Badar, yaitu :
·         Tema
Tema yang ada pada cerpen tersebut adalah seorang lelaki yang menjadikan shalawat sebagai media untuk mencari nafkah.
·         Alur
Alur atau jalan cerita yang ada dalam cerpen tersebut termasuk alur / jalan cerita yang bergerak maju.
·         Setting / Latar
Latar tempat yang ada dalam cerpen tersebut adalah di dalam bus. Adapun latar waktu yang ada dalam cerpen tersebut adalah pada waktu siang hari. Hal ini dapat dilihat dari kalimat “... matahari hampir mencapai puncak langit.”
·         Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerpen tersebut adalah sudut pandang orang pertama.
·         Penokohan / Perwatakan
Adapun penokohan dalam cerpen tersebut sebagai berikut.
§  Aku                                   : peduli, menyadari keadaan dan tidak tega
§  Si pengemis                       : pasrah
§  Kondektur                         : kasar dan egois
§  Sopir                                  : egois
§  Para pedagang asongan: acuh tak acuh
·         Amanat
Amanat yang terdapat dalam cerpen tersebut adalah dimanapun kita berada, kita harus ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3.     Unsur Ekstrinsik
Nilai-nilai yang ada dalam cerpen Shalawat Badar, yaitu :
·        Seorang pengemis menjadikan shalawat sebagai media untuk mencari nafkah.
·        Tokoh Aku memberikan selembar ratusan pada seorang pengemis.
·        Kondektur dan sopir bus bertengkar melalui kata-kata yang tak sedap didengar.

4.     Hal-Hal yang Menarik dari Tokoh
Hal-hal yang menarik dari tokoh dalam cerpen Shalawat Badar, yaitu:
·         Si pengemis yang selalu mengumandangkan shalawat, selamat dari kecelakaan dan tidak terluka sedikitpun.
·         Salah satu pedagang asongan mengutuk dengan mengatakan para penumpang adalah manusia-manusia kikir.

RELATED POSTS

0 komentar